Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Waspadai Gejala Cerebal Palsy Pada Anak

Mengamati tumbuh kembang anak, tentu menjadi hal penting bagi perkembangannya sejak dari dalam kandungan, hingga ia menuju dewasa. Karena sebagian besar dari kelainan pertumbuhan anak, justru bisa jadi terjadi ketika masih di dalam perut ibunya. Seperti Cerebal Palsy, salah satu kelainan yang harus diamati.

Kalangan anak-anak, sudah pasti membutuhkan orangtuanya untuk mendampingi dirinya dalam proses menjadi lebih besar. Bahkan, ketika di dalam perut, si kecil butuh bantuan orangtuanya agar bisa lebih berkembang dengan baik.

Cerebal Palsy, merupakan kelainan otak serta otot pada anak yang bisa jadi terjadi cedera otak sejak si kecil masih berupa janin. Kelainan tersebut tidak kentara, baik karena kekurangan oksigen, lahir prematur dan lain sebgainya. Di bawah akan dijelaskan lebih tereperinci mengenai gejala terjadinya kelainan “Cerebal Palsy.”

Yuk Kenalan Bunda!


Cerebal Palsy merupakan kelainan yang terjadi pada gerakan, otot, ataupun tonus, atau bisa juga pada postur tubuh karena kerusakan pada otak pada saat belum matang dan berkembang. Sehingga seorang anak yang menderita Cerebal Palsy ini biasanya setelah lahir perkembangannya pun terlihat lamban.

Penderita Cerebal Palsy ini bisa dimulai dari dalam kandungan, atau bisa jadi si kecil menderita penyakit ini saat pekermbangan sedang baik-baiknya, yaitu usia 1-3 tahun. Di saat anak usia 3-4 tahun barulah gejala ini bisa dikatakan mulai meredah.

Sehingga ketika Bunda menemukan gejala pada usia di bawah 3 tahun, segera periksakanlah ke tenaga medis. Hal ini untuk mencegah keterlambatan dalam penanganan kelainan pada anak, terutama Cerebal Palsy.

Meskipun gejala meredah, tetapi Bunda tetap harus memantau dan selalu memberikan perawatan terhadap si kecil. Agar kelainan tidak semakin bertambah fatal, semisal dengan cara memberikan terapy pada otot kaki dan tangan, sehingga lebih lentur dan mudah untuk digerakkan.

Seorang anak yang didiagnosa Cerebal Palsy akan terlihat dengan bawaan yang berbeda-beda, hal ini karena ada banyak jenis penderita Cerebal Palsy. Bisa mengganggu pada kecerdasan otaknya, atau bahkan pada gerakan motorik anak.

Ketika terjadi pada motorik anak, ia akan lamban dalam mengikuti alur perkembangan normal anak. Bisa jadi, sulit untuk berbicara, atau untuk bergerak. Tubuh seakan kaku, karena otot penderita yang tidak berfungsi secara normal.


Gejala Cerebal Palsy yang Harus diketahui Oleh Orangtua
Ada banyak gejala yang bisa mengarahkan seorang anak di diagnosa menderita kelainan Cerebal Palsy. Agar anak Bunda tidak terlalu telat untuk diobati, dan tidak menjadi penderita kelainan ini pada level tinggi.

Yuk Bunda lebih jeli mengamati pertumbuhan anak, kelainan ini kabarnya masih belum ada obat untuk menyembuhkan, tapi paling tidak, bisa membuat penderita sedikit reda, ini dia gejalanya:

Ketika usia Anak 3-6 Bulan
1. Otot bayi seperti kaku
2. Bayi tersebut seakan lemas
3. Kaki si kecil terlihat menyilang saat diangkat ke atas
4. Kepala si kecil tidak bisa tegak, terkulai ke belakang, saat digendong.

Ketika usia anak di atas 6 Bulan
1. Si kecil tidak bisa angkat tangan
2. Tidak bisa juga untuk berguling
3. Masih sulit angkat tangannya ke mulut
4. Ingin menjangkau sesuatu dengan satu tangan, tapi tangan satunya ikut tegang/mengepal

Ketika usia anak di atas 10 Bulan
1. Sudah bisa merangkak, tetapi miring, terlihat sebelahnya tidak marangkak dengan normal, atau dengan kata lain terlihat seperti diseret.
2. Keliling di sekitar rumah dengan menggunakan bokong atau lutut, sedangkan ketika disuruh merangkak dengan telapak kaki dan tangan tidak bisa.

Tipe atau Jenis Cerebal Palsy

Oh iya Bun, sebelum kami menjelaskan apa saja jenis-jenis Cerebal Palsy, kita sebagai orangtua jangan terlalu panik dan menjastis anak menderita Cerebal Palsy. Karena tidak semuanya, anak yang mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembang berarti ia menderita kelainan ini.

Butuh diagnosa dan data dari tenaga medis untuk memastikan bahwa kelainan itu benar-benar Cerebal Palsy. Bahkan seorang Dokter pun tidak akan langsung mengatakan bahwa si kecil sedang terkena kelainan ini.

Dokter akan analisa si kecil terlebih dahulu, dengan beberapa gejala di atas. Lalu ada kepastian dengan menggunakan pemeriksaan lanjutan, baik dengan EEG (Elektroensefalografi), atau dengan uji pencitraan. Uji pencitraan ini maksudnya adalah dengan MRI, CT scan, dan USG.

Uji pencitraan berguna untuk melihat kerusakan di daerah otak, atau berkemebang secara tidak normal. Nah, gimana Bun tidak boleh asal memberikan kesimpulan bahwa anak kita terkena Cerebal Palsy ya Bun. Kasihan anaknya, tetapi Bunda juga perlu untuk waspada dan memeriksakan ke tenaga medis.

Agar lebih memperbanyak pengetahuan Bunda, di bawah ini ada 4 jenis-jenis atau tipe dari Cerebal Palsy yang harus Bunda tahu:
1. Cerebal Palsy Spastik
Cerebal Palsy bertipe Spastik, merupakan CP yang sering terjadi pada kebanyakan manusia di dunia ini. Yaitu, otot-otot mengalami penegangan atau kaku. Jika dilihat dari pengamatan, hampir 70% penderita Cerebal Palsy adalah dengan tipe Spastik.

Adapun jenis Spastik juga ada banyak, seperti di bawah ini:

a. Monoplegia
b. Hemiplegia, penderita mengalami keluhan pada lengan dan tungkainya dengan satu sisi tubuh.
c. Diplegia, pada kedua tungkai.
d. Triplegia
2. Cerebal Palsy Ataksia
Dalam kelainan ini, Cerebal Palsy menyerang pada postur tubuh penderita. Sehingga gerakan-gerakan yang dihasilkan saat beraktivitas pun menjadi tidak normal seperti manusia pada umumnya.

Jika dilihat dari aktivitasnya, ketika berjalan, langkah kakinya goyah dan tungkainya terpisah jauh.

3. Cerebal Palsy Athetosis
Pada CP ini, penderita akan terlihat seolah-olah bergerak pelan, lalu kemudian bergerak cepat secara spontan. Hal ini merupakan hasil dari luapan emosi dari sang anak yang bisa membahayakan dirinya.

4. Cerebal Palsy Atonik
Penderita kelainan Cerebal Palsy Atonik, mengalami kelemahan gerakan pada bagian kaki. Tetapi bagi penderita CP Atonik, kekhawatiran tersebut dapat berkurang, karena penderitanya tidak mengalami kelemehan gerakan lengan yang parah, bahkan bisa dikatakan layaknya normal. Meskipun kakinya, kurang memiliki kekuatan, lengan masih dapat bergerak lebih leluasa.

5. Campuran
CP campuran, tentunya membutuhkan diagnose yang lebih. Namun pada umumnya, para penderita mengalami CP campuran adalah hasil perpaduan CP Spastik dan Ekstrapimidal. Menurut dari kebiasaan aktivitas yang terlihat, penderita layaknya terkena CP Ataksia.

Demikian beberapa penjelasan terkait Cerebal Palsy, semoga informasi tersebut dapat membantu pembaca untuk mengenali gejala sejak awal. Jika masih ragu dengan keadaan buah hati, apa normal atau mempunyai kelainan, silahkan menghubungi tenaga medis yang bertugas menangani CP.

Post a Comment for "Waspadai Gejala Cerebal Palsy Pada Anak"